Pages

..........................................................................

الـَهـِىْ عـَبْـدُكَ الـْعـَاصـِىْ اتـَاك * مُـقـِرًابِالْـدُنـُوبِ وَقـَدْ دَعـَاكَ

فـَإِنْ تـَـغـْفـِرْفـَأنـْتَ لِـذَاكَ أهْلُ * وَإنْ تَطْرُدْفَمَنْ يَرْحَمْ سِوَاكَا

.............................. DUNIA ..................................

يا جاطب الدنيـا الدنيئة انها ﴿﴾ شرك الردى وفرارة الأكدر

دارمتى أضحكت في يومها﴿﴾ ابكت غدا بعدا لها من دار

Wahai pelamar dunia, ..........................

Sungguh dunia adalah jerat kerusakan dan tempat yang kotor

Dunia adalah rumah, ............................

Ketika hari ini membuat bahagia, esok kan buatmu sengsara

Maka janganlah menganggapnya sebagai rumah.

لا يغــرنــك ثــياب نقــيت ﴿﴾ فهي بالصا بون والمأء نظيفة

تشبه البيــضة لما أفسدت ﴿﴾ قشرهاابيض والباطن جيفـة

Janganlah terbujuk dengan keindahan pakaian,

Karena ia bisa bersih dengan sabun dan air.....

Sama halnya dengan telor yang busuk,

Kulitnya kelihatan bersih tapi isinya busuk.

انـــمـا الـــــدنـيا كــبـيـت﴿﴾ نـسـجـه من عـنـكبوت

هي الدنيا اقل من القلـيــل ﴿﴾ وعـاشقها اذل من الذلـيـل

تصم بسحرهاقوماوتعمى ﴿﴾ فهم متحيّرون بلا دلـيــل

Dunia bagaikan rumah yang rapuh,

Yang terbuat dari tenunan laba-laba.

Itulah dunia, hanya merupakan bagian terkecil dari yang lain

Orang yang terlena dengan dunia akan akan sangat terhina.

Dengan tipuannya dunia membutakan mata seseorang,

Dan mereka akan mnjadi orang yang bungung tanpaarah tujuan

==================================================================================================

ذَنـُوْت وَقـَدْ حِلـْنـَاكَ كـَالـْبَدْرِ أجـْمـَلاً # فـَضـَلُّ فـُؤَاديْ فِيْ هَوَاك مـُظـَلْ

Saat kau di dekatku dirimu bagaikan bulan purnama bahkan lebih sempurna, Di saat itu hati gundah gulana, pikiran terbang melayang tak tentu arah.

أصَـابَتْ بـِسَـهْمـَيْـهَا جـَوَارِحَـنـَا فـَدَا # رُكـُوْنِيْ بـِهِمـَّةٍ كـَوَقـْعِـيْهـِمَاسَوَى

Tatap matamu bagai busur panah, yang menancap dijantung hatiku,

Maka datanglah padaku dengan niat tulus seperi halnya busur panah tersebut

Senin, 11 Maret 2013

Tafsir Lir - Ilir

saya mau nyoba menafsirkan tembang lir-ilir, yang pernah diajarkan waktu nyantren dulu.

Tembang ringkas namun bersahaja dan sarat makna yang tak jelas siapa penggubahnya entah Sunan Kalijaga atau gurunya Sunan Bonang.

Yang pasti nyanyian ini sering di nyanyikan pas puji-pujian sebelum melaksanan sholat dulu, disebuah surau/Musholla kecil di kampungku, atau kalo lagi pas bulan benderang/purnama, aku bareng teman-temanku bersila membuat lingkaran, bergandeng tangan, lalu dengan badan terhuyung-huyung kanan kiri, aku bareng-bareng nyanyiin lagu ini :

Ilir-ilir, ilir-ilir
Tandure wus sumilir
Kang ijo royo-royo
Ta’ sengguh penganten anyar

Cah angon, cah angon
Pene’no blimbing kuwi
Lunyu-lunyu pene’no
Kanggo masuh dodotiro

Dodotiro, dodotiro
Kumitir bedah ing pinggir
Domono dlumatono
Kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane…
Yo surako, surak, horeee..

Artinya
Gebyar-gebyar suka cita suasana kelahiran baru, bumi sudah benderang, pohon-pohon dan embun saling melingkup senyuman, awan berarak tak enggan menyungging senyum dedaunan pun ikut bergembira bersama indahnya sunah pagi hari, aliran darah, degup jantung, detak nadi, senada bergairah bak tepak-tepak gairah pengantin baru.

Wahai kafilah, ...
Wahai… manusia yang sedang menggembalakan hatinya sendiri diatas padang keimanan, lekas Panjatkanlah do’a.

Meski licin, meski harus bersusah payah, panjatkanlah doa… Panjatlah belimbing bersegi lima itu, belimbing keimanan dari keyakinanmu, untuk membasuh pakaian jiwa raga, akidah dan akhlakmu.

Aduhai… lihatlah wahai kau gembala hatimu sendiri, pakaianmu terseak-seok,mengibar-ngibar lalu terkoyak sobek di tepi-tepinya hampir habis pecah berperca-perca.

segeralah, jahitlah, sulamlah, tisiklah, karena itu jamak, itu hayat, seperti membasuh badan (mandi), sudah tahu akan kotor, mandi juga, berdebu lagi, kotor lagi, mandi lagi, menemukan keimanan dari keseharian,tanpa terasa, sucikanlah lagi, setelah kotor, bersucilah lagi…untuk menghadap bertafakur dihadapan senja nanti…

(Keimanan dipersiapkan dalam keseharian, dibiasakan,untuk menuju kala senja, kala kita sudah senja, kala maut itu datang/seja : kematian)

Lekaslah selagi ruang itu masih ada untukmu, selagi matamu masih nyalang menatap dunia, selagi waktumu masih ada untuk menanam dan menuai amal ibadah di ladang-ladang keimanan , dunia adalah ladang itu, sebelum habis masamu, sebelum senjamu datang, sebelum detik-detik itu datang, detik dimana kau akan susah menghela nafas, detik dimana kau akan dise.

Jika kau mengerti wahai aku dan anda para penggembala hati kita masing,BERSORAKLAH….MARI BERSORAKLAH…SORAK

Ada pula yg menafsirkan:
Kita harus bangga dengan dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, melalui beliau islam lahirg, tumbuh dan berkembang.
Masuknya islam ke tanah jawa/Indonesia merupakan kabar yg baik dan menyejukkan hati bagi yg mendengarnya serta memberikan harapan yg lebih baik dan memberikan kebahagiaan sebagai mana bahagianya penganten baru,

Walau susah payah dan banyak rintangan kita harus berusaha menyebarkan islam yg mempunyai 5 rukun, shahadat, sholat, zakat, puasa dan Hajji, kita harus slalu berdakwah. Dengan masuknya iman dan islam tu berarti telah mensucikan amal kita di masa lalu dan kita akan dapat merasakan manisnya iman. sebagaimana buah blimbing yg menyerupai bintang 5, dan rasanya manis.

Setelah kau dapatkan iman dan islam, jagalah baik-baik jangan sampai rusak oleh adanya, iri, dengki, syirik yg senantiasa menggerogoti hati kita. jagalah kemurnian dan kebenarannya.
Perbaikilah islam dengan menjalin tali persaudaraan, silaturrahim, sehingga tidak tercerai berai.

Setelah islam tumbuh dgn kuat di hatimu, gunakanlah waktu hidup, luang, muda, senang untuk senantiasa belajar, muthola'ah mendalami islam serta jadikanlah ibadah menjadi hiburan rohanimu. sebelum datang masa sibukmu, susahmu, tuamu, matimu.

Jika kau dapat melakukan hal tersebut maka berbahagialah, bersoraklah, karena surga menantimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar