Sekiranya cintamu itu benar niscaya engkau akan mentaatinya Karena orang yang mencintai tentu akan mentaati orang yang dicintainya Yang terpenting bukanlah engkau mencintai-Nya. Namun yang terpenting adalah bagaimana engkau bisa dicintai-Nya.
..........................................................................
الـَهـِىْ عـَبْـدُكَ الـْعـَاصـِىْ اتـَاك * مُـقـِرًابِالْـدُنـُوبِ وَقـَدْ دَعـَاكَ
فـَإِنْ تـَـغـْفـِرْفـَأنـْتَ لِـذَاكَ أهْلُ * وَإنْ تَطْرُدْفَمَنْ يَرْحَمْ سِوَاكَا
.............................. DUNIA ..................................
يا جاطب الدنيـا الدنيئة انها ﴿﴾ شرك الردى وفرارة الأكدر
دارمتى أضحكت في يومها﴿﴾ ابكت غدا بعدا لها من دار
Wahai pelamar dunia, ..........................
Sungguh dunia adalah jerat kerusakan dan tempat yang kotor
Dunia adalah rumah, ............................
Ketika hari ini membuat bahagia, esok kan buatmu sengsara
Maka janganlah menganggapnya sebagai rumah.
لا يغــرنــك ثــياب نقــيت ﴿﴾ فهي بالصا بون والمأء نظيفة
تشبه البيــضة لما أفسدت ﴿﴾ قشرهاابيض والباطن جيفـة
Janganlah terbujuk dengan keindahan pakaian,
Karena ia bisa bersih dengan sabun dan air.....
Sama halnya dengan telor yang busuk,
Kulitnya kelihatan bersih tapi isinya busuk.
انـــمـا الـــــدنـيا كــبـيـت﴿﴾ نـسـجـه من عـنـكبوت
هي الدنيا اقل من القلـيــل ﴿﴾ وعـاشقها اذل من الذلـيـل
تصم بسحرهاقوماوتعمى ﴿﴾ فهم متحيّرون بلا دلـيــل
Dunia bagaikan rumah yang rapuh,
Yang terbuat dari tenunan laba-laba.
Itulah dunia, hanya merupakan bagian terkecil dari yang lain
Orang yang terlena dengan dunia akan akan sangat terhina.
Dengan tipuannya dunia membutakan mata seseorang,
Dan mereka akan mnjadi orang yang bungung tanpaarah tujuan
==================================================================================================
ذَنـُوْت وَقـَدْ حِلـْنـَاكَ كـَالـْبَدْرِ أجـْمـَلاً # فـَضـَلُّ فـُؤَاديْ فِيْ هَوَاك مـُظـَلْ
Saat kau di dekatku dirimu bagaikan bulan purnama bahkan lebih sempurna, Di saat itu hati gundah gulana, pikiran terbang melayang tak tentu arah.
أصَـابَتْ بـِسَـهْمـَيْـهَا جـَوَارِحَـنـَا فـَدَا # رُكـُوْنِيْ بـِهِمـَّةٍ كـَوَقـْعِـيْهـِمَاسَوَى
Tatap matamu bagai busur panah, yang menancap dijantung hatiku,
Maka datanglah padaku dengan niat tulus seperi halnya busur panah tersebut
Rabu, 12 Januari 2011
MAKSIAT MENGURANGI UMUR
Ketahuilah bahwa maksiat dapat mengurangi umur dan pasti dapat pula mengurangi keberkahannya, sebagaimana pula amalan kebaikan dapat menambah umur. Itulah perbuatan dosa dapat mengurangi umur.
Perlu diketahui bahwa para ulama sebenarnya berselisih pendapat dalam masalah ini. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan berkurangnya umur adalah hilangnya keberkahan umur. Ini memang benar dan inilah di antara dampak berbuat maksiat.
Ulama lainnya mengatakan bahwa berkurangnya umur adalah berkurangnya umur secara hakiki artinya umurnya betul-betul berkurang, sebagaimana rizki juga bisa berkurang.
Allah Ta’ala telah menjadikan berkah pada rizki karena berbagai sebab yang bisa menambah rizki tadi. Begitu pula keberkahan umur datang karena berbagai sebab yang bisa menambah keberkahan umur.
Para ulama mengatakan bahwa bertambah umur itu pasti terjadi karena sebab, begitu pula berkurangnya umur. Begitu pula rizki, ajal, kebahagiaan, kesengsaraan, sehat, sakit, kaya, miskin, walaupun itu semua terjadi dengan ketetapan Allah, tetapi pasti ketetapan Allah ini juga terjadi dengan adanya sebab.
Hakekat Kehidupan adalah Hidupnya Hati
Para ulama lain mengatakan bahwa dampak maksiat dapat menghilangkan keberkahan umur karena hakekat kehidupan adalah hidupnya hati. Oleh karena itu, Allah Ta’ala menyebut orang kafir dengan sebutan mayit karena memang mereka adalah orang yang mati hatinya. Sebagaimana hal ini terdapat pada firman Allah (yang artinya), “Mereka (orang kafir) bukanlah orang yang hidup.” (QS. An Nahl: 21)
Jadi ingatlah bahwa kehidupan yang hakiki adalah kehidupan hati. Dan ingatlah bahwa umur manusia adalah lama hidupnya. Namun, umur yang hakiki adalah waktu yang dia digunakan dalam ketaatan kepada Allah.
Waktu yang digunakan dalam ketaatan inilah umur sebenarnya. Oleh karena itu, kebaikan dan ketaatan akan menambah umurnya yang sebenarnya dan selain itu tidaklah menambah umurnya.
Oleh karena itu, jika seorang hamba berpaling dari Allah dan gemar melakukan maksiat, maka dia berarti telah menyia-nyiakan hakikat umur yang sebenarnya.
Jadi inti permasalahan ini semua: umur seseorang adalah lama kehidupannya. Dan tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali dengan mentaati Allah, nikmat dalam mencintai dan berdzikir pada-Nya, dan selalu mengutamakan untuk mencari ridho-Nya.
Inilah faedah dari Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Ad Daa’ wad Dawa’ (Al Jawabul Kafi liman Sa’ala ‘aniddawa’i Asy Syafiy), hal. 65-66, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar